PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sapi potong merupakan salah satu sumber daya penghasilan bahan makanan berupa daging yang
nilai ekonomi tinggi dan penting
dalam kehidupan masyarakat.Ternak adalah segala jenis binatang yang
dipelihara untuk tujuan diambil produksinya, berupa daging,dan susu,. Produk
tersebut bisa diperoleh dari berbagai jenis ternak, antara lain, kambing, sapi,
domba, dan kerbau,Ternak potong adalah jenis ternak yang
dipelihara untuk menghasilkan daging sebagai produk utamanya. Sementara ternak
kerja yaitu ternka yang dipelihara untuk diambil tenaganya.
Pemeliharaan
sapi potong di Indonesia di lakukan secara ekstensif,semi intensif,danintensif,Pada umumnya
sapi-sapi yang dipelihara secara intensif hampir sepanjang hari berada dalam
kandang dan diberikan pakan sebanyak dan sebaik mungkin sehingga cepat gemuk,
sedangkan secara ekstensif sapi-sapi tersebut dilepas dipadang pengem-balaan
dan digembalakan sepanjang hari
Iklim di
indonesia dalah Super Humid atau panas basah yaitu klimat yang ditandai dengan
panas yang konstan, hujan dan kelembaban yang terus menerus. Temperatur udara
berkisar antara 21.11°C-37.77°C dengan kelembaban relatir 55-100 persen. Suhu
dan kelembaban udara yang tinggi akan menyebabkan stress pada ternak sehingga
suhu tubuh, respirasi dan denyut jantung meningkat, serta konsumsi pakan
menurun, akhirnya menyebabkan produktivitas ternak rendah. Selain itu berbeda
dengan factor lingkungan yang lain seperti pakan dan kesehatan, maka iklim
tidak dapat diatur atau dikuasai sepenuhnya oleh manusia.
B. Tujuan dan Kegunaan
Praktikum
Tujuan Praktikum
·
ACARA I MENENTUKAN UMUR TERNAK SAPI
POTONG
1.
Mempelajari cara menimbang ternak sapi dan mengetahui bobot badan ternak sapi potong dengan
cara mengukur bagian-bagian tubuh sapi.
·
ACARA II STATUS FAALI TERNAK SAPI
POTONG
1.
Untuk
mengetahui perubahan
gigi dan cara penentuan umur ternak berdasarkan keadaan gigi.
2.
Mempelajari
bagai mana cara menghitung respirasi ternak potong
3.
Mempelajari tentang bagai mana cara mengukur suhu tubuh ternak potong..
4.
Untuk
mengetahui cara menghitung denyut nadi ternak. .
5.
Mempelajari cara membaca temperatur dan kelembaban kandang pada ternak sapi potong.
·
ACARA III MENGAMATI KONDISI EKSTERIOR
TERNAK SAPI POTONG
1.
Mempelajari kondisi eksterior tubuh
ternak sapi potong.
Kegunaan Praktikum
·
ACARA I MENENTUKAN UMUR TERNAK SAPI
POTONG
1.
praktikan dapat mengetahui cara menimbang sapi dan mengetahui bobot badan dengan melihat ukuran
bagian-bagian tubuh ternak sapi potong.
·
ACARA II STATUS FAALI TERNAK SAPI
POTONG
1.
Agar praktikan mengetahui perubahan
gigi dan cara penentuan umur ternak berdasarkan jumlah gigi yang di miliki oleh
ternak tersebut.
2.
Agar praktikan mengetahui suhu tubuh
ternak pada jenis kelamin, umur, dan suhu lingkungan berbeda, serta melatih
keterampilan dalam melakukan pengukuran.
3.
Agar praktikan mengetahui cara mengukur respirasi pada ternak terse.
4.
Agar praktikan mengetahui kondisi
temperatur dan kelembaban kandang pada ternak sapi potong Agar praktikan mengetahui
denyut nadi pada ternak
5.
Agar praktikan mengetahui kondisi
temperatur dan kelembaban kandang pada ternak sapi potong.
·
ACARA III MENGAMATI KONDISI EKSTERIOR
TERNAK SAPI POTONG
1.
Agar praktikan mengetahui kondisi eksterior ternak sapi potong.
TINJAUAN PUSTAKA
Ternak menghasilkan sejumlah panas metabolisme
tergantung dari tipe ternak yaitu bobot badan, jumlah makanan yang dikonsumsi
dan kondisi lingkungan mikro. Panas yang dihasilkan dalam kandang harus
diprediksi untuk mendisain sistem kontrol lingkungan. Panas yang dihasilkan dan
kemudian dilepas oleh tubuh hewan terdiri atas panas sensibel (sensible heat)
dan panas laten (latent heat). Panas sensibel dan panas laten yang
dihasilkan oleh hewan dalam kandang merupakan komponen kritis keseimbangan
panas untuk kondisi setimbang dalam struktur kandang (Esmay, 1960).
Sapi Bali merupakan sapi keturunan Bos sondaicus (Bos Banteng) yang
berhasil dijinakkan dan mengalami perkembangan pesat di Pulau Bali. Sapi Bali asli mempunyai bentuk dan karakteristik sama dengan banteng. Sapi Bali termasuk sapi dwiguna (kerja dan potong). Sapi
bali terkenal karena keunikan dan
keunggulannya di banding sapi jenis lain.
Sapi Bali mempunyai sapi yang memiliki banyak sifat unggul diantaranya reproduksi sangat baik, cepat beranak, mudah beradaptasi dengan lingkungannya, tahan terhadap penyakit, dapat hidup di lahan kritis, memiliki daya cerna yang baik terhadap pakan dan persentase karkas yang tinggi. Tidak heran bila Sapi Bali merupakan jenis sapi terbaik diantara sapi-sapi yang ada di dunia. (http://sapi-bali.com/)
Sapi Bali mempunyai sapi yang memiliki banyak sifat unggul diantaranya reproduksi sangat baik, cepat beranak, mudah beradaptasi dengan lingkungannya, tahan terhadap penyakit, dapat hidup di lahan kritis, memiliki daya cerna yang baik terhadap pakan dan persentase karkas yang tinggi. Tidak heran bila Sapi Bali merupakan jenis sapi terbaik diantara sapi-sapi yang ada di dunia. (http://sapi-bali.com/)
Suhu tubuh sapi dipengaruhi oleh jenis, bangsa, umur, jenis kelamin,
kondisi dan aktivitasnya. Kisaran tubuh normal pada sapi adalah 38,5-39,6
0C dengan suhu kritis 40 0C (Subronto, 1985).
Suhu lingkungan yang berubah-ubah menyebabkan ternak selalu berusaha
untuk menjaga suhu tubuhnya agar tetap, karena sapi adalah hewan homeothermis. Kisaran suhu tubuh normal anak sapi
39,5-40ºC, sedangkan untuk sapi dewasa 38-39,5ºC (Sugeng, 2000).
Rata-rata frekuensi pernafasan sapi adalah 10-30 kali per menit.
Pernafasan akan lebih cepat pada sapi yang ketakutan, lelah akibat bekerja
berat dan kondisi udara terlalu panas (Sugeng, 2000).
Hewan yang sakit atau stress akan meningkat denyut jantungnya untuk
waktu tertentu. Semakin tinggi aktivitas yang dilakukan ternak, semakin cepat
denyut nadinya. Hewan yang mempunyai ukuran tubuh lebih kecil, denyut nadinya
lebih besar daripada hewan yang mempunyai ukuran tubuh besar (Frandson, 1992).
Respirasi adalah proses pertukaran gas sebagai suatu rangkaian
kegiatan fisik dan kimis dalam tubuh organisme dalam lingkungan sekitarnya.
Oksigen diambil dari udara sebagai bahan yang dibutuhkan jaringan tubuh dalam
proses metabolisme. Frekuensi respirasi bervariasi tergantung antara lain dari
besar badan, umur, aktivitas tubuh, kelelahan dan penuh tidaknya rumen.
Kecepatan respirasi meningkat sebanding dengan meningkatnya suhu lingkungan.
Meningkatnya frekuensi respirasi menunjukkan meningkatnya mekanisme tubuh untuk
mempertahankan keseimbangan fisiologik dalam tubuh hewan. SKelembaban udara
yang tinggi disertai suhu udara yang tinggi menyebabkan meningkatnya frekuensi respirasi.
Frekuensi denyut
nadi dapat dideteksi melalui denyut jantung yang dirambatakan pada dinding
rongga dada atau pada pembuluh nadinya. Frekuensi denyut nadi bervariasi
tergantung dari jenis hewan, umur, kesehatan dan suhu lingkungan. Disebutkan
pula bahwa hewan muda mempunyai denyut nadi yang lebih frekuen daripada hewan
tua. Pada suhu lingkungan tinggi, denyut nadi meningkat(Housebanri ,2009).
Mengukur panjang badan dapat dilakukan dengan cara
menempatkan tongkat ukur bagian permanen dibagian depan tulang persendian pada
kaki depan dan cara membacanya harus lurus, sehingga pengukuran yang dilakukan
akurat (Susetyo, 1977).
Lingkar dada pada ternak menunjukkan berat badannya, di
mana semakin panjang lingkar dadanya maka semakin berat bobot badan ternak
tersebut dan sebaliknya semakin pendek lingkar dada suatu ternak maka berat
badan ternak tersebut ringan atau ternak tersebut kurang sehat/ kurus (Roche,
1975).
Adapun untuk menentukan umur sapi yang
perlu diperhatikan adalah kondisi gigi yang meliputi pertukaran gigi seri susu
dengan gigi seri tetap, perecupan gigi seri, pergesekan, dan bintang gigi. Jika gigi seri susu I1 sudah berganti dengan gigi seri
tetap dan sudah merecup, berarti umur sapi 2 tahun. Jika gigi seri susu I2
sudah berganti dan merecup, berarti umur sapi 3 tahun. Jika gigi seri susu I3
sudah berganti dan merecup, umur sapi 3,5 tahun. Jika semua gigi seri telah
berganti (I4) dan merecup, umur sapi 4 tahun. Jika I4 ada tanda pergesekan,
berarti umur sapi 5 tahun. (Timan 2003).
Sudut mata terlihat bersih tanpa adanya kotoran atau
getah radang dan tidak terlihat perubahan warna di selaput lendir dan kornea
matanya. Ekornya selalu aktif mengibas untuk mengusir lalat. Pernafasan
denyut jantung dan ruminansi normal dan dapat dirasakan (Akoso, 1996).
MATERI DAN METODE PRAKTIKUM
Materi Praktikum
Alat-alat praktikum
Adapun
alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
1.
stetoskop
2.
termometer
3.
taimbangan
kapasitas 1000 kg
4.
stop
wact
5.
pita
ukur
6.
tongkat
ukur
7.
Thermo
Hygrometer
8.
Temperatur ruang
9.
Tabel Pencatatan Data
Bahan-bahan praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan
dalam praktikum ini yaitu:
1.
Sapi Jantan Umur 1
- 2 tahun
2.
vaselin
3.
alcohol
Metode Praktikum
Adapun metode-metode yang dilakukan sebelum melakukan praktikum yaitu:
1.
Membersihkan
kandang
2.
Memandikan
ternak
ACARA I MENENTUKAN UMUR TERNAK SAPI
POTONG
1.
Mempelajari
bagai cara menimbang ternak dan mengetahui berat badsan dari ternak tersebut
2.
Menyiapkan
ternak yang akan ditimbang
dan diukur, ushakan tidak dalam keadaan setres.
3.
Memasukkan ternak sapi pada
penimbangan ternak besar kapasitas 1000kg.
4.
Mengukur
tubuh ternak dengan menggunakan tongkat ukur dan pita ukur
5.
Pengukuran
di ulangi 3 kali untuk mendapatkan hasil yang optimal dengan menghitung rata-rata ketiga
pengukuran tersebut.
6. Mencatat hasil penimbangan dan pengukuran
pada table data.
ACARA II STATUS FA’ALI TERNAK SAPI POTONG
a.
Mempelajari perubahan gigi dan cara
penentuan umur ternak berdasarkan jumlah gigi.
1.
Sapi dimasukkan dikandang jepit,
diusahakan agar keadaan tenang dan tidak menjadi gelisah sehingga mempermudah
pemeriksaan.
2.
Kuasailah bagian kepala sapi dengan melingkarkan sebelah
lengan tangan pada muka sapi, sekaligus cengkramlah kedua
rahang bawah sapi sampai mulut sapi ternganga sehingga giginya tampak. Agar
gigi sapi lebih jelas terlihat, bukalah bibir bawahnya.
3.
Periksa
dan rabalah permukaan gigi serinya hingga jelas terlihat dan terasa keadaanya.
4.
Mempelajari suhu tubuh ternak sapi
potong pada jenis kelamin, umur, dan suhu lingkungan berbeda.
b.
Penentuan suhu tubuh
1.
Hewan-hewan pengamatan terlebih dahulu
diidentifikasi dalam keadaan tenang agar mendapatkan hasil pengukuran yang
optimal.
2.
Menyiapkan
thermometer dengan cara dikibas-kibas untuk menurunkan permukaan air raksanya
sampai angka terendah, kemudian ujung thermometer dicelupkan kedalam pelicin
(vaselin).
3.
Memegang
ternak dengan hati-hati dan tenang, kemudian angkat ke atas ekornya hingga kelihatan
rektumnya.
4.
Memasukan
thermometer pada rectum ternak selama
2-3 menit
5.
Memperhatikan letak ujung thermometer masuk ke dalam mukosa
rectum
6.
Membaca
suhu yang ditunjukan thermometer dengan melihat posisi permukaan air raksanya.
7.
Ulangi
sebanyak 3 kali
8.
Mencatat
data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut didalam table lembar
pencatatan data.
9.
Pengukuran
suhu rektal di lakukan dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari.
c.
Mempelajari fungsi respirasi pada
ternak sapi potong, serta melatih keterampilan dalam melakukan pengukuran
frekwensi respirasi.
1.
Hewan-hewan
pengamatan terlebih dahulu diidentifikasi dalam hal jenis/bangsa, jenis kelamin,
umur, berat badan dan kondisi tubuh.
2.
Mengendalikan
hewan agar tetap tenang
3.
Meletakkan
punggung telapak tangan di depan hidung sapi
4.
Merasakan
tiap hembusan napasnya
5.
Hitung
pernapasan/ tiap hembusan napas selama 2-3 menit
6.
Ulangi
3 kali, untuk mendapatkan hasil yang optimum
7.
Catat
hasil pengukuran pada lembar table
8.
Pengukuran
dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari.
d.
Mempelajari denyut nadi pada ternak sapi
potong. serta melatih keterampilan dalam melakukan penghitungan denyut nadi
pada ternak sapi potong.
1.
Mencari
pusat denyut jantung pada ternak ( sapi ) yaitu dilakukan dengan menekan pada
arteri femoralis sebelah medial bahu kiri
2.
Hitung
dengan countercheck dan mendengarkan denyut jantung dengan stetoskop
3.
Ulangi
3 kali
4.
Mencatat
data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut di dalam table lembar pencatatan data.
5.
Pengukuran
dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari.
e.
Mempelajari temperatur dan kelembaban
kandang pada ternak sapi potong.
1.
Mengamati Termometer Ruang
2.
Mengamati Higrometer atau Termometer
“basah kering”
3.
Mencatat hasil pengamatan pada tabel
hasil pengamatan.
4.
Melakukan hal tersebut 2 kali yaitu
pagi dan sore.
ACARA III MENGAMATI KONDISI EKSTERIOR
TERNAK SAPI POTONG
1.
Mempelajari kondisi eksterior tubuh
ternak sapi potong.
TEMPAT
DAN TANGGAL PRAKTIKUM
Tempat
Praktikum :
Adapun praktikum
ini dilaksanakan di Laboraturium Terapan ( Teacing Farm ) Fakultas Peternakan,kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat.
Tanggal
Praktikum
Adapun praktikum
ini dilaksanakan pada tanggal 30 November 2011
HASIL DAN
PEMBAHASAN
HASIL PRAKTIKUM
A. IDENTITAS
TERNAK
a. No.
Ternak :
1
b. Jenis Kelamin : ♂
(Jantan)
c. Umur Ternak : 1,5
- 2 tahun
B. HASIL
PENGAMATAN
ACARA I
a. Bobot
Badan : 176,3 kg
b. Ukuran-ukuran
tubuh ternak :
No
|
Bagian Tubuh
|
Ukuran I (cm)
|
Ukuran II (cm)
|
Ukuran III (cm)
|
Rata-rata (cm)
|
1
|
Panjang
Badan
|
111
|
113
|
112,4
|
112,13
|
2
|
Panjang
Kepala
|
35
|
35
|
35
|
35
|
3
|
Panjang
Metakarpal
|
27
|
27
|
27
|
27
|
4
|
Panjang
Metakarsal
|
33
|
33
|
33
|
33
|
5
|
Panjang
Paha
|
76
|
75
|
76
|
75,6
|
6
|
Lebar
Kepala
|
16,5
|
16,5
|
16,5
|
16,5
|
7
|
Lebar
Dada
|
32
|
31,5
|
31,5
|
31,6
|
8
|
Lebar
Pinggul
|
36
|
36
|
36
|
36
|
9
|
Tinggi
Gumba
|
107
|
104,5
|
105
|
105,5
|
10
|
Tinggi
Punggung
|
104
|
103,4
|
103,5
|
103,63
|
11
|
Tinggi
Pinggul
|
107,4
|
106,9
|
106
|
106,77
|
12
|
Lingkar
Dada
|
140
|
140
|
140
|
140
|
13
|
Lingkar
Perut
|
162
|
161,5
|
162
|
161,83
|
14
|
Lingkar
Flank
|
134,5
|
134
|
134
|
134,16
|
15
|
Lingkar
Metakarpal
|
14,3
|
14,5
|
14
|
14,26
|
16
|
Lingkar
Metakarsal
|
16,5
|
16,2
|
16,5
|
16,4
|
17
|
Dalam
Dada
|
62,3
|
62,3
|
62,3
|
62,3
|
18
|
Indeks
Kepala
|
0,47
|
0,47
|
0,47
|
0,47
|
ACARA II
a. JUMLAH
GIGI SAPI : 2 (dua) gigi lebar
b. JUMLAH
LINGKAR TANDUK : 1 lingkaran
c. DATA
STATUS FAALI TERNAK
No
|
Parameter
|
Ukuran I
|
Ukuran II
|
Ukuran III
|
Rata-rata
|
||||
Pagi
|
Sore
|
Pagi
|
Sore
|
Pagi
|
Sore
|
Pagi
|
Sore
|
||
1
|
Suhu Tubuh Ternak (C)
|
38
|
37,5
|
38,1
|
37,6
|
38,2
|
37,4
|
38,1
|
37,5
|
2
|
Respirasi
(kali/menit)
|
25,5
|
24
|
20
|
28
|
22
|
26
|
22,5
|
26
|
3
|
Denyut Nadi \
|
49
|
51
|
46
|
49
|
47
|
54
|
47,33
|
51,3
|
d. DATA
LINGKUNGAN
No.
|
Parameter
|
Pagi
(jam 06.00-0700)
|
Sore
(jam 15.00-16.00)
|
1
|
Temperatul
Kandang (C)
|
28ºC
|
29ºC
|
2
|
Kelembaban
Kandang(%)
|
70%
|
80%
|
ACARA III
PENGAMATAN EKSTERIOR
1.
Kepala
·
Agak panjang
·
Moncong panjang dan lebar (agak
mancung)
·
Telinga lebar dan besar
·
Tanduk besar dan pendek
·
Mata bersinar
·
Mulut dan hidung bersih
2.
Badan
·
Tubuh besar
·
Gemuk
·
Panjang
·
Diameter tubuh dan perut besar
3.
Kaki
·
Kuku agak kotor
·
Bagian tulang metatarsal dan
metakarpal bersih
·
Paha besar
4.
Keaktifan
·
Lincah
·
Konsumsi pakan aktif
5.
Jumlah gigi
·
Terdapat 2 gigi lebar sehingga dapat
di simpulkan umur sapi sekitar 1
sampai 2 tahun.
PEMBAHASAN
ACARA I MENENTUKAN UMUR TERNAK SAPI
POTONG
1.
Mempelajari cara menimbang berat sapi
dan mengetahui bobot badan dengan cara mengukur tubuh sapi.
Mengetahui bobot badan ternak sapi
potong adalah hal yang sagat penting untuk
diketahui guna melihat kebutuhan pakan
ataupun kesehatan ternak. Penimbangan merupakan hal yang paling tepat dalam
mengetahui bobot badan ternak, tetapi bobot badan ternak juga dapat
diperkirakan atau diduga dengan cara mengukur bagian-bagian tubuh ternak atau
disebut dengan cara manual. Bagian-bagian ukuran tubuh ternak yang dapat
digunakan dalam menduga bobot badan yaitu lingkar dada, tinggi pundak, panjang
badan, dalam dada serta tinggi dan lebar kemudi atau pinggul.
Pendugaan
bobot tubuh ternak dengan menggunakan rumus :
Rumus
schrooel: BB
=
=
=
=
= 269,83 kg
Rumus winter : BB
=
=
=
=
=
= 125,31 kg
Rumus williamson dan payne
: BB =
=
=
=
= 446,99 Lbs = 202,81 kg
Rumus jagra (1987) : BB =
=
=
=
= 198,98 Kg
ACARA
II STATUS FAALI TERNAK SAPI POTONG
1.
Gigi dan cara penentuan umur ternak
berdasarkan jumlah gigi.
Ternak Sapi potong yaitu ternak ruminansia dengan tujuan
pemeliharaannya untuk menghasilkan daging. Sedangkan ternak kerja adalah
ternak yang tujuan utamanya untuk di
manfaatkan tenaganya.salah satu contohnya,kusir cidomo.
Sapi potong dan kerja dapat kita ketahui dan menentukan umurnya
dengan cara melihat catatan kronologinya,lingakaran yang ada pada tanduk atau
cincin tanduk dapat pula dilihat dengan cara menghitung jumlah perubahan gigi. Jika
jumlah cincin tanduknya 2 dapat di perkirakan bahwa sapi tersebut berumur 3 tahun. Sedangkan jika
terdapat 2 gigi lebar (I I) berarti dapat diperkirakan berumur 2 tahun, jika 4 gigi lebar ( I 2) dapat
diperkirakan berumur 2 – 2 1/2 , jika terdapat ada 6 gigi lebar (I 3) berarti
diperkirakan umur 2½ - 3 ½ tahun, jika 8 gigi lebar (I 4) berarti diperkirakan
berumur 31/2 – 41/2 tahun, I 0: Sapi Umur 1-11/2 tahun, dan gigi tua : Sapi
umur > 9 tahun, jadi dengan mengetahui keterangan tersebut kita dapat
memperkirakan umur suatu ternak sapi, begitu pula dengan ternak potong dan
kerja lainnya.
2.
Menghitung suhu tubuh ternak sapi
potong pada jenis kelamin, umur, dan suhu lingkungan berbeda.
Ternak Sapi potong
adalah ternak ruminansia yang tujuan pemeliharaannya untuk menghasilkan daging.
Sedangkan ternak kerja adalah ternak yang tujuan utamanya untuk di manfaatkan tenaganya.
Pada umumnya Suhu
tubuh pada ternak sapi potong tergantungn pada jenis kelamin, umur dan suhu
lingkungan. Dalam keadaan normal suhu tubuh ternak dapat bervariasi karena
adanya perbedaan jenis kelamin,umur,suhu lingkungan, aktivitas, aktivitasyang
di lakukan oleh sapi tersebut. Suhu normal adalah panas tubuh dalam zone
thermoneutral pada aktivitas tubuh terendah. Variasi normal suhu tubuh akan
berkurang bila mekanisme thermoregulasi telah bekerja sempurna dan hewan telah
dewasa. Sehingga ketika dilihat suhu rektal sapi potong jantan dipagi hari dan
sore hari berbeda, dapat dikatakan pula bahwa hal tersebut dikarenakan beberapa
faktor yaitu aktivitas, iklim, suhu kandang yang yang berubah.
Salah satu cara untuk mendapatkan gambaran mengenai suhu tubuh adalah
dengan melihat suhu rectal dengan pertimbangan bahwa rectal merupakan tempat
pengukuran terbaik dan dapat mewakili suhu tubuh secara keseluruhan sehingga
dapat disebut sebagai suhu tubuh.
3.
Mempelajari fungsi respirasi pada
ternak sapi potong.
Respirasi adalah
proses pertukaran gas sebagai suatu rangkaian kegiatan fisik dan kimiawi dalam tubuh
organisme pada lingsskungan sekitarnya. Oksigen diambil dari udara sebagai
bahan yang dibutuhkan jaringan tubuh dalam proses metabolisme. Frekuensi respirasi
bervariasi tergantung dari besar badan, aktifitas tubuh,umur dan penuh tidaknya
rumen. Kecepatan respirasi meningkat sebanding dengan meningkatnya suhu
lingkungan. Meningkatnya frekuensi respirasi menunjukkan meningkatnya mekanisme
tubuh untuk mempertahankan keseimbangan fisiologis dalam tubuh hewan.
Kelembaban udara yang tinggi disertai suhu udara yang tinggi menyebabkan
meningkatnya frekuensi respirasi.
Pada saat penghitungan respirasi
sapi potong diwaktu pagi dan sore berbeda, dimana respirasi di pagi hari lebih
rendah dibandingkan sore hari, hal itu dikarenakan pula adanya beberapa faktor
yang sama halnya dengan suhu tubuh, dan denyut nadi pada ternak potong sapi,
misalnya kelelahan, aktivitas dan isi rumen ternak sapi potong saat itu.
4.
Menghitung
denyut jantung pada ternak sapi potong.
Frekuensi denyut nadi dapat
dideteksi melalui denyut jantung yang dirambatakan pada dinding rongga dada.
Frekuensi denyut nadi bervariasi tergantung dari jenis hewan, umur, kesehatan
dan suhu lingkungan. Disebutkan pula bahwa hewan muda mempunyai denyut nadi
yang lebih frekuensi dari pada hewan tua. Pada suhu lingkungan tinggi, denyut
nadi meningkat. Peningkatan ini berhubungan dengan peningkatan respirasi yang
menyebabkan meningkatnya aktivitas otot-otot respirasi, sehingga dibutuhkan
darah lebih banyak untuk mensuplai O2 dan nutrient melalui peningkatan aliran
darah dengan jalan peningkatan denyut nadi..
Frekuensi denyut sapi
pada pagi dan sore hari berbeda dikarenakan pula oleh beberapa faktor yang
mempengaruhi suhu dan respirasi pada ternak potong.Setres juga dapat di jadikan
sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi berubahnya denyut nadi ternak
5.
Mengukur
temperatur dan kelembaban kandang pada ternak sapi potong.
Suhu dan kelembaban udara merupakan
dua komponen iklim yang paling penting yang harus diperhatikan,karena keduanya
sangat mempengaruhi kondisi fisiologi ternak. Suhu lingkungan terutama kandang
sangat mempengaruhi respirasi, denyut nadi, dan suhu rektal pada ternak. Suhu
lingkungan terutama suhu kandang yang
tunggi dapat menurunkan nafsu makan dan menambah kebutuhan air.Bila hal ini
akan terus terjadi akan menghambat laju pertumbuhan dan menurunkan reproduksi
ternak. Suhu dalam kandang yang baik yaitu rat-rata 33ºC dengan kelembaban 75%.
Pada pengamatan yang telah dilakukan
oleh praktikan didapatkan temperatur kandang dan kelembaban kandang pada pagi
hari berbeda dengan sore hari, dimana temperatur dan kelembaban pada pagi hari
lebih tinggi dari pada sore hari, hal tersebut dikarenakan oleh faktor iklim.
Namun dapat dikatakan temperatur dan kelembaban kandang tersebut cukup baik
atau normal.
ACARA III MENGAMATI KONDISI EKSTERIOR
TERNAK SAPI POTONG
1.
Mempelajari
kondisi eksterior tubuh ternak sapi potong.
Sapi adalah ternak
ruminansia yang dapat ditemui di seluruh belahan dunia. Sapi bali merupakan
domestikal dari banteng(Bibos sondaicus). Pada saat pedet, tubuhnya berwarna
merah bata. Sementara ketika dewasa, sapi betina tetap berwarna merah bata,
sedangkan sapi jantan berubah menjadi kehitam-hitaman. Terdapat warna putih
pada keempat kakinya, mulai dari mulut sampai kebawah, belakng pelvis dengan
batas yang tampak jelas dan bentuk setengah bulan, dan garis belut pada
punggung ( aals streep ).
Pada pengamatan yang
telah praktikan lakukan didapatkan sapi bali yang memilki warna bulu merah bata
dan jenis sapi tersebut yaitu jantan.
Mata bersinar, hidung
yang bersih dan lain sebagainya adalah hal yang dapat dijadikan sebagai alat
untuk mengetahui keadaan sapi pada suhu lingkungan atau suhu kandang tertentu.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari
hasil praktikum diatas dapat disimpilkan bahwa:
1.
Untuk menentukan umur ternak dapat di
lakukan dengan cara:
·
Melihat jumlah gigi yang lebar pada
ternak tersebut
·
Melihat cincin pada tanduk
2.
Menentukan bobot badan ternak sapi
dapat di lakukan dengan menggunakan timbangan maupun dengan rumus berdasarkan
pengukuran ukuran tubuh tertentu. Dari beberapa rumus diatas, ada beberapa
rumus yang mendekati angka dengan mnggunakan timbangan. Antara lain : Rumus schrooel, Rumus winter, Rumus williamson dan payne dan Rumus jagra
(1987)
Adapun hasil penimbangannya antara lain :
Ø
Rumus
schrooel
= 269,83 kg
Ø
Rumus winter = 125,31 kg
Ø
Rumus williamson dan payne = 202,81 kg
Ø
Rumus jagra (1987) = 198,98 Kg
Ø
Hasil penimbangan dengan timbangan = 176,3 kg
3.
Untuk status fa’ali pada ternak sapi
dapat di bandingkan pagi dan sore antara lain:
Ø
Suhu tubuh lebih tinggi pada pagi hari
Ø
Respirasi lebih tinggi di sore hari
Ø
Denyut nadi lebih tinggi di sore hari
4.
Keadaan eksterior ternak sapi potong yang
tidak bermasalah seperti mata
bersinar,hidung tidak ingusan ,dan dapat di simpulkan bahwa sapi yang di amati
dalam kondisi yang sehat dan tidak ada cacat tertentu.
SARAN
1.
Disarankan kepada Co. Ass agar agak
sedikit lebih ketat dalam mengawasi praktikan.
2.
Diharapkan kepada Co. Ass agar tidak
terlalu menyulitkan praktikan dalam respon akhir di lapangan
DAFTAR PUSTAKA
Esmay, 1960. Kesehatan
Sapi. Kanisus: Yogyakartas
Frandson, R. D.
1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak.
Gadjah Mada University Press
Hasanudi. 1997. Pengelolaan
Ternak Sapi Pedaging. FP-USU : Medan
Housebandry. 2009. Pengaruh
Lingkungan terhadap Keadaan Fisiologis Ternak Yogyakarta. (Diterjemahkan oleh: Koen
Praseno).
Roche. 1975. Pengukuran
Berat Badan Ternak berdasarkan Performance. Yogyakarta: Dinas Peternakan Provinsi DIY.
Subronto. 1985. Ilmu Penyakit Ternak. Gadjah Mada
University Press : Yogyakarta
Sugeng, Y. B. 2000. Ternak Potong dan
Kerja. Edisi I. CV. Swadaya : Jakarta
Susetyo. 1997. Performance
Tubuh Ternak. Jakarta: Cv.Yasaguna
Timan.2003. Pengaruh Lingkungan terhadap Keadaan Fisiologis.
bro boleh minta rumus jagra 1987
BalasHapus