Rabu, 08 Oktober 2014

MAKALAH ZAT GIZI MIKRO

KATA PENGANTAR

            Puji  syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang maha layak untuk disembah, berkat Rahmat dan Karunia-Nya saya berhasil menyusun makalah tentang Zat Gizi Mikro ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Uswah dan Khudwah ummat junjungan Alam Nabi Muhammad SAW, cinta saya untukmu semua orang-orang yang dicintai oleh Allah.
Memasuki era globalisasi Indonesia masih menghadapi masalah gizi ganda, yaitu masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih dengan resiko penyakit yang ditimbulkan. Masalah gizi ganda ini terdapat di masyarakat perdesaan dan perkotaan. Masalah gizi ganda pada hakekatnya merupakan masalah perilaku. Untuk mengkoreksi masalah gizi ganda tersebut dapat dilakukan dengan pendekatan melalui pemberian informasi tentang perilaku gizi yang baik dan benar, di samping pendekatan lain. Untuk itu diperlukan acuan/bahan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) tentang perilaku gizi yang baik dan benar.
             
            Penulis menyadari penulisan laporan  ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi perbaikan dan kesempurnaan makalah  ini. Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat sebagai mana mestinya.  

 Mataram, 26 Agustus 2014



Penyusun



DAFTAR ISI


       HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR..............................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
1. 1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2  Tujuan..............................................................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................................2
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................................................................4
3.1  Vitamin yang larut dalam lemak........................................................................................ 4
3.2  Vitamin yang larut dalam air................................................................................................ 6
3.3  Air dan Cairan Tubuh ..............................................................................................................7
3.4  Minreal........................................................................................................................................... 8
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................................................................12
4.1  Kesimpulan................................................................................................................................. 12
4.2  Saran...............................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................................13



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Di dalam ilmu gizi terdapat dua komponen penting yang menjadi pusat perhatian, ialah makanan dan kesehatan tubuh. Makanan mengandung zat-zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh untuk melakukan fungsi optimalnya, zat gizi itu bisa berupa zat gizi makro maupun mikro. Sedangkan kesehatan tubuh bisa dilihat dari status gizi yang dibedakan menjadi gizi buruk, kurang, baik, dan lebih.
 Berdasarkan pengertian ilmu gizi adalah segala ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal. Kata “gizi” berasal dari bahasa Arab ghizda, yang berarti makanan. Di satu sisi ilmu gizi berkaitan dengan makanan dan di sisi lain dengan tubuh manusia .
Karena ruang lingkupnya yang luas, bila dikaji pengertian ilmu gizi secara lebih mendalam, ilmu gizi erat kaitannya dengan ilmu-ilmu agronomi, peternakan, ilmu pangan, mikrobiologi, biokimia, faal, biologi molekular dan kedokteran.
Ilmu gizi mempunyai konsep dasar yang berbeda dengan disiplin ilmu yang lain. Pengertian dari konsep dasar itu sendiri adalah merupakan suatu dasar, ide atau bentuk dasar dari sesuatu. Konsep dasar dari ilmu gizi meliputi tentang gizi dan ilmu gizi, zat-zat gizi apa yang biasa terkandung dalam makanan.
1.2 Tujuan Umum dan Khusus
1. Mengetahui pengertian,pembagian dan penjelasan zat gizi mikro.
2. Mengetahui pengertian makanan dan pangan.
4. Mengetahui bahan makanan dan pembaginnya secara lebih terperinci.
5. Mengetahui pembagian status gizi yaitu status gizi buruk, kurang, baik, dan lebih.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Zat gizi (nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan (Almatsier, 2011).
Bila dikelompokkan, ada tiga fungsi zat gizi dalam tubuh.
1.    Memberi Energi
Zat-zat gizi yang dapat memberikan energi adalah karbohidrat, lemak, dan protein. Oksidasi zat-zat gizi ini menghasilkan energi yang diperlukan tubuh untuk melakukan kegiatan/aktivitas. Ketiga zat gizi termasuk ikatan organik yang mengandung karbon yang dapat dibakar. Ketiga zat gizi terdapat dalam jumlah paling banyak dalam bahan pangan. Dalam fungsi sebagai zat pemberi energi, ketiga zat gizi tersebut dinamakan zat pembakar.
2.    Pertumbuhan dan pemeliharaan Jaringan Tubuh
Protein, mineral, dan air adalah bagian dari jaringan tubuh. Oleh karena itu, diperlukan untuk membentuk sel-sel baru, memelihara, dan mengganti sel-sel yang rusak. Dalam fungsi ini ketiga zat gizi tersebut dinamakan zat pembangun.
3.    Mengatur Proses Tubuh
Protein, mineral, air, dan vitamin diperlukan untuk mengatur proses tubuh. Protein mengatur keseimbangan air di dalam sel, bertindak sebagai buffer dalam upaya memelihara netralitas tubuh dan membentuk antibodi sebagai penangkal organisme yang bersifat infektif dan bahan-bahan asing yang dapat masuk ke dalam tubuh. Mineral dan vitamin diperlukan sebagai pengatur dalam proses-proses oksidasi, fungsi normal saraf dan otot serta banyak proses lain yang terjadi di dalam tubuh termasuk proses menua. Air diperlukan untuk melarutkan bahan-bahan di dalam tubuh, seperti di dalam darah, cairan pencernaan, jaringan, dan mengatur suhu tubuh, peredaran darah, pembuangan sisa-sisa/ekskresi dan lain-lain proses tubuh. Dalam fungsi mengatur proses tubuh ini, protein, mineral, air, dan vitamin dinamakan zat pengatur (Almatsier, 2001).
Dalam melaksanakan fungsinya di dalam tubuh, zat-zat gizi saling berhubungan erat sekali, sehingga terdapat saling ketergantungan. Gangguan atau hambatan pada metabolisme sesuatu zat gizi akan memberikan pula gangguan atau hambatan pada metabolisme zat gizi lainnya (Achmad, 2010).
Zat gizi berdasarkan banyaknya yang diperlukan oleh tubuh dikeolmokkan menjadi 2, yaitu zat gizi makro (karbohidrat, protein, dan lemak) dan zat gizi mikro (vitamin, mineral, dan air).

BAB III
PEMBAHASAN
Zat Gizi Mikro
1.    Vitamin
Funk dalam bukunya The Etiology of Deficiency Disease yang diterbitkan pada tahun 1912 mengusulkan nama vitamine untuk faktor-faktor zat aktif tersebut. Vita berarti esensial untuk untuk kehidupan, sedangkan faktor anti beri-beri yang diduga berperan tersebut adalah suatu ikatan amine. Pada tahun 1920 istilah vitamine diganti menjadi vitamin karena zat-zat antifaktor tersebut ternyata tidak selalu dalam bentuk ikatan amine. Usul perubahan nama ini datang dari Drummond, yang juga mengusulkan pemberian nomenklatur menurut abjad. Penemuan vitamin A oleh McCollum dan Davis pada tahun 1913 menandakan era vitamin dalam penelitian gizi. Vitamin kemudian diakui sebagai zat gizi yang esensial untuk kehidupan dan kesehatan, yang mudah diperoleh dari susunan makanan yang bervariasi .
Vitamin diberi nama menurut abjad (A, B, C, D, E, dan K). Vitamin B ternyata terdiri dari beberapa unsur vitamin. Penelitian-penelitian kemudian membedakan vitamin dalam dua kelompok; (1) vitamin larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K) dan (2) vitamin larut dalam air (vitamin B dan C).
a.    Vitamin Larut Lemak
-       Vitamin A
Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Secara luas, vitamin A merupakan nama generik yang menyatakan semua retinoid dan prekursor/provitamin A karotenoid yang mempunyai aktivitas biologi sebagai retinol. Vitamin A bagus untuk pengelihatan kita. Jika kita mengalami defisit vitamin A, kita akan mengalami yang namanya rabun senja atau istilah medisnya xeroftalmia. Sumber vitamin A banyak pada buah dan sayur yang berwarna terang seperti wortel dan apel.

Sumber vitamin A adalah hati, kuning telur, dan mentega. Sumber lainnya yaitu sayuran berwarna hijau tua dan buah-buahan yang berwana kuning-jingga, seperti daun singkong, daun kacang, kangkung, bayam, kacang panjang, buncis, wortel, tomat, jagung kuning, pepaya, mangga, nangka masak, dan jeruk. Gejala-gejala mata pada defisit vitamin A disebut xeroftalmia.
-  Vitamin D
Vitamin D mencegah dan menyembuhkan riketsia, yaitu penyakit di mana tulang tidak mampu melakukan klasifikasi. Vitamin D dapat dibentuk tubuh dengan bantuan sinar matahari. Bila tubuh mendapat cukup sinar matahari konsumsi vitamin D melalui makanan tidak dibutuhkan. Karena dapat disintesis di dalam tubuh, vitamin D dapat dikatakan bukan vitamin, tapi suatu prohormon. Bila tubuh tidak mendapat cukup sinar matahari, vitamin D perlu dipenuhi melalui makanan.
Bahan makanan yang kaya akan vitamin D ialah susu. Defisit vitamin D memberikan penyakit rakhitis (rickets) atau disebut pula penyakit Inggris karena mula-mula banyak terdapat dan dipelajari di negara Inggris.
-  Vitamin E
Berbagai biji-bijian merupakan sumber kaya vitamin E. Khususnya biji yang sudah berkecambah dikenal mengandung vitamin E dalam konsentrasi tinggi. Kekurangan vitamin E pada manusia menyebabkan hemolisis eritrosit, yang dapat diperbaiki dengan pemberian tambahan vitamin E. Vitamin E merupakan vitamin yang bagus untuk kulit dan untuk kesuburan. Sumber utama vitamin E bisa kita dapatkan pada kacang-kacangan atau kecambah. Defisit vitamin E bisa mengakibatkan kemandulan.
-  Vitamin K
Sumber utama vitamin K adalah hati, sayuran daun berwarna hijau, kacang buncis, kacang polong, kol dan brokoli. Semakin hijau daun-daunan semakin tinggi kandungan vitamin K-nya. Bahan makanan lain yang mengandung vitamin K dalam jumlah lebih kecil adalah susu, daging, telur, serealia, buah-buahan, dan sayuran lain. Kekurangan vitamin K menyebabkan darah tidak dapat menggumpal, sehingga bila ada luka atau pada operasi terjadi pendarahan.
b.    Vitamin Larut Air
-  Vitamin C
Pada umumnya hanya terdapat di dalam pangan nabati, yaitu sayur dan buah terutama yang asam, seperti jeruk, nenas, rambutan, pepaya, gandaria, dan tomat, vitamin C juga banyak terdapat di dalam sayuran daun-daunan dan jenis kol. Defisit vitamin C memberi gejala-gejala penyakit skorbut. Kerusakan terutama terjadi pada jaringan rongga mulut, pembuluh darah kapiler dan jaringan tulang. Vitamin C bisa di dapatkan dari buah-buahan seperti jeruk, nanas, dan buah dengan rasa asam lainnya. Defisit vitamin C menyebabkan penyakit skorbut atau sering kita bilang sariawan.
- Vitamin B
Sumber utama vitamin B adalah beras dan serealia. Defisit vitamin B menyebabkan penyakit beri-beri. Vitamin B bisa kita dapatkan dari beras atau sereal. Pada beras, vitamin B ada pada selaputnya. Itulah alasannya kenapa kalau kita mencuci beras jangan terlalu bersih, karena kandungan vitamin B yang ada pada beras akan hilang. Defisit vitamin B mengakibatkan terjadinya beri-beri.

2.    Air dan Cairan Tubuh
Tubuh dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa makanan, tapi hanya beberapa hari tanpa air. Air atau cairan tubuh merupakan bagian utama tubuh, yaitu 55-60% dari berat badan orang dewasa atau 70% dari bagian tubuh tanpa-lemak (lean body mass). Angka ini lebih besar untuk anak-anak. Pada proses menua manusia kehilangan air. Kandungan air bayi pada waktu lahir adalah 75% berat badan, sedangkan pada usia tua menjadi 50%. Kehilangan ini sebagian besar berupa kehilangan cairan ekstraselular.
Kandungan air tubuh relatif berbeda antarmanusia, bergantung pada proporsi jaringan otot dan jaringan lemak. Tubuh yang mengandung relatif lebih banyak otot mengandung lebih banyak air, sehingga kandungan air atlet lebih banyak daripada nonatlet, kandungan air pada laki-laki lebih banyak daripada perempuan, dan kandungan air pada anak muda lebih banyak daripada orang tua. Sel-sel yang aktif secara metabolik, seperti sel-sel otot dan visera (alat-alat yang terdapat dalam rongga badan, seperti paru-paru, jantung, dan jeroan) mempunyai konsentrasi air paling tinggi, sedangkan sel-sel jaringan tulang dan gigi paling rendah.
Air mempunyai berbagai fungsi dalam proses vital tubuh, yaitu:
-       Pelarut zat-zat gizi yang diperlukan tubuh dan mengangkut sisa metabolisme
-       Katalisator dalam berbagai reaksi biologi dalam sel
-       Pelumas dalam cairan sendi-sendi tubuh
-       Fasilitator pertumbuhan atau sebagai zat pembangun
-       Pengatur suhu karena kemampuan air menyalurkan panas
-       Peredam benturan dalam mata, jaringan saraf tulang belakang, dan dalam kantung ketuban melindungi organ-organ tubuh dari benturan.
3.    Mineral
Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peran penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Kalsium, fosfor, dan magnesium adalah bagian dari tulang, besi dari hemoglobin dalam seldarah merah, dan iodium dari hormon tiroksin. Di samping itu mineral berperang dalam berbagai tahap metabolisme, terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas enzim-enzim. Keseimbangan ion-ion mineral di dalam cairan tubuh diperlukan untuk pengatur pekerjaan enzim-enzim, pemeliharaan keseimbangan asam-basa, membantu transfer ikatan-ikatan penting melalui membran sel dan pemeliharaan kepekaan otot dan saraf terhadap rangsangan.
Mineral digolongkan ke dalam mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg sehari antara lain natrium, klorida, kalium, kalsium, fosfor, magnesium dan sulfur. Fungsi dari mineral makro berperan dalam keseimbangan cairan tubuh, untuk transmisi saraf dan kontraksi otot, memberi bentuk (struktur) kepada tulang, dan memegang peranan khusus di dalam tubuh.
Sedangkan mineral mikro dibutuhkan kurang dari 100 mg sehari antara lain besi, seng, iodium, selenium, flour, molibdenum, dan kobal. Jumlah mineral mikro dalam tubuh kurang dari 15 mg. Hingga saat ini di kenal sebanyak 24 mineral yang dianggap esensial. Jumlah ini setiap waktu bisa berubah.

BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Zat gizi merupakan ikatan kimia yang diperlukan oleh tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, pertumbuhan dan memelihara jaringan, dan mengatur proses metabolisme tubuh. Zat gizi di bagi dua macam, yaitu zat gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi mikro terdiri dari vitamin , air, dan mineral. Vitamin terdiri dari vitamin yang larut lemak yaitu vitamin A, D, E, dan K dan vitamin yang larut air yaitu Vitamin B dan vitamin C. Air mempunya fungsi dalam tubuh yaitu sebagai pelarut dan alat angkut, katalisator, fasilitator pertumbuhan, pengatur suhu, dan peredam benturan. Mineral terbagi atas dua macam, yaitu mineral makro dan mineral mikro.
4.2 Saran
Dengan tersusunnya makalah ini, saya berharap dibaca oleh Raka dan Rakatika, agar makalah yang saya susun ini bermanfaat untuk semua. terimakasih     

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita (2001), Prinsip dasar ilmu gizi, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Sediaoetama, Prof. Dr. Achmad Djaeni, M. Sc., (2010), Ilmu gizi untuk mahasiswa dan profesi,                       Jilid 1, Jakarta : Dian Rakyat
          Diakses tanggal 26 Agustus 2014.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar