KATA
PENGANTAR
Puji
syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang maha layak untuk disembah, berkat Rahmat dan
Karunia-Nya saya berhasil
menyusun makalah tentang Zat
Gizi Mikro ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan
kepada Uswah dan Khudwah ummat junjungan Alam Nabi Muhammad SAW, cinta saya
untukmu semua orang-orang yang dicintai oleh Allah.
Memasuki era
globalisasi Indonesia masih menghadapi masalah gizi ganda, yaitu masalah gizi
kurang dan masalah gizi lebih dengan resiko penyakit yang ditimbulkan. Masalah
gizi ganda ini terdapat di masyarakat perdesaan dan perkotaan. Masalah gizi
ganda pada hakekatnya merupakan masalah perilaku. Untuk mengkoreksi masalah
gizi ganda tersebut dapat dilakukan dengan pendekatan melalui pemberian
informasi tentang perilaku gizi yang baik dan benar, di samping pendekatan
lain. Untuk itu diperlukan acuan/bahan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)
tentang perilaku gizi yang baik dan benar.
Penulis menyadari penulisan
laporan ini masih jauh dari kesempurnaan
sehingga kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi perbaikan
dan kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat sebagai mana mestinya.
Mataram, 26
Agustus 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
KATA PENGANTAR..............................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
1. 1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2 Tujuan..............................................................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................................2
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................................................................4
3.1 Vitamin yang larut dalam lemak........................................................................................ 4
3.2 Vitamin yang larut dalam air................................................................................................ 6
3.3 Air dan Cairan Tubuh ..............................................................................................................7
3.4 Minreal........................................................................................................................................... 8
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................................................................12
4.1 Kesimpulan................................................................................................................................. 12
4.2 Saran...............................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Di
dalam ilmu gizi terdapat dua komponen penting yang menjadi pusat perhatian,
ialah makanan dan kesehatan tubuh. Makanan mengandung zat-zat gizi yang sangat
diperlukan oleh tubuh untuk melakukan fungsi optimalnya, zat gizi itu bisa
berupa zat gizi makro maupun mikro. Sedangkan kesehatan tubuh bisa dilihat dari
status gizi yang dibedakan menjadi gizi buruk, kurang, baik, dan lebih.
Berdasarkan pengertian ilmu gizi adalah segala
ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan dalam hubungannya dengan
kesehatan optimal. Kata “gizi” berasal dari bahasa Arab ghizda, yang berarti
makanan. Di satu sisi ilmu gizi berkaitan dengan makanan dan di sisi lain
dengan tubuh manusia .
Karena
ruang lingkupnya yang luas, bila dikaji pengertian ilmu gizi secara lebih
mendalam, ilmu gizi erat kaitannya dengan ilmu-ilmu agronomi, peternakan, ilmu
pangan, mikrobiologi, biokimia, faal, biologi molekular dan kedokteran.
Ilmu
gizi mempunyai konsep dasar yang berbeda dengan disiplin ilmu yang lain.
Pengertian dari konsep dasar itu sendiri adalah merupakan suatu dasar, ide atau
bentuk dasar dari sesuatu. Konsep dasar dari ilmu gizi meliputi tentang gizi
dan ilmu gizi, zat-zat gizi apa yang biasa terkandung dalam makanan.
1.2 Tujuan Umum dan Khusus
1. Mengetahui pengertian,pembagian dan penjelasan zat
gizi mikro.
2. Mengetahui pengertian makanan dan
pangan.
4. Mengetahui bahan makanan dan
pembaginnya secara lebih terperinci.
5. Mengetahui pembagian status gizi
yaitu status gizi buruk, kurang, baik, dan lebih.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Zat gizi (nutrients) adalah ikatan
kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan
energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses
kehidupan (Almatsier, 2011).
Bila
dikelompokkan, ada tiga fungsi zat gizi dalam tubuh.
1. Memberi Energi
Zat-zat
gizi yang dapat memberikan energi adalah karbohidrat, lemak, dan protein.
Oksidasi zat-zat gizi ini menghasilkan energi yang diperlukan tubuh untuk
melakukan kegiatan/aktivitas. Ketiga zat gizi termasuk ikatan organik yang
mengandung karbon yang dapat dibakar. Ketiga zat gizi terdapat dalam jumlah
paling banyak dalam bahan pangan. Dalam fungsi sebagai zat pemberi energi,
ketiga zat gizi tersebut dinamakan zat pembakar.
2. Pertumbuhan
dan pemeliharaan Jaringan Tubuh
Protein,
mineral, dan air adalah bagian dari jaringan tubuh. Oleh karena itu, diperlukan
untuk membentuk sel-sel baru, memelihara, dan mengganti sel-sel yang rusak.
Dalam fungsi ini ketiga zat gizi tersebut dinamakan zat pembangun.
3. Mengatur
Proses Tubuh
Protein,
mineral, air, dan vitamin diperlukan untuk mengatur proses tubuh. Protein
mengatur keseimbangan air di dalam sel, bertindak sebagai buffer dalam upaya
memelihara netralitas tubuh dan membentuk antibodi sebagai penangkal organisme
yang bersifat infektif dan bahan-bahan asing yang dapat masuk ke dalam tubuh.
Mineral dan vitamin diperlukan sebagai pengatur dalam proses-proses oksidasi,
fungsi normal saraf dan otot serta banyak proses lain yang terjadi di dalam
tubuh termasuk proses menua. Air diperlukan untuk melarutkan bahan-bahan di
dalam tubuh, seperti di dalam darah, cairan pencernaan, jaringan, dan mengatur
suhu tubuh, peredaran darah, pembuangan sisa-sisa/ekskresi dan lain-lain proses
tubuh. Dalam fungsi mengatur proses tubuh ini, protein, mineral, air, dan
vitamin dinamakan zat pengatur (Almatsier, 2001).
Dalam
melaksanakan fungsinya di dalam tubuh, zat-zat gizi saling berhubungan erat
sekali, sehingga terdapat saling ketergantungan. Gangguan atau hambatan pada
metabolisme sesuatu zat gizi akan memberikan pula gangguan atau hambatan pada
metabolisme zat gizi lainnya (Achmad, 2010).
Zat
gizi berdasarkan banyaknya yang diperlukan oleh tubuh dikeolmokkan menjadi 2,
yaitu zat gizi makro (karbohidrat, protein, dan lemak) dan zat gizi mikro
(vitamin, mineral, dan air).
BAB
III
PEMBAHASAN
Zat Gizi Mikro
1. Vitamin
Funk
dalam bukunya The Etiology of Deficiency Disease yang diterbitkan pada tahun
1912 mengusulkan nama vitamine untuk faktor-faktor zat aktif tersebut. Vita
berarti esensial untuk untuk kehidupan, sedangkan faktor anti beri-beri yang
diduga berperan tersebut adalah suatu ikatan amine. Pada tahun 1920 istilah
vitamine diganti menjadi vitamin karena zat-zat antifaktor tersebut ternyata
tidak selalu dalam bentuk ikatan amine. Usul perubahan nama ini datang dari
Drummond, yang juga mengusulkan pemberian nomenklatur menurut abjad. Penemuan
vitamin A oleh McCollum dan Davis pada tahun 1913 menandakan era vitamin dalam
penelitian gizi. Vitamin kemudian diakui sebagai zat gizi yang esensial untuk
kehidupan dan kesehatan, yang mudah diperoleh dari susunan makanan yang
bervariasi .
Vitamin
diberi nama menurut abjad (A, B, C, D, E, dan K). Vitamin B ternyata terdiri
dari beberapa unsur vitamin. Penelitian-penelitian kemudian membedakan vitamin
dalam dua kelompok; (1) vitamin larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K) dan
(2) vitamin larut dalam air (vitamin B dan C).
a. Vitamin Larut Lemak
- Vitamin A
Vitamin
A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Secara luas, vitamin A
merupakan nama generik yang menyatakan semua retinoid dan prekursor/provitamin
A karotenoid yang mempunyai aktivitas biologi sebagai retinol. Vitamin A bagus
untuk pengelihatan kita. Jika kita mengalami defisit vitamin A, kita akan
mengalami yang namanya rabun senja atau istilah medisnya xeroftalmia. Sumber
vitamin A banyak pada buah dan sayur yang berwarna terang seperti wortel dan
apel.
Sumber
vitamin A adalah hati, kuning telur, dan mentega. Sumber lainnya yaitu sayuran
berwarna hijau tua dan buah-buahan yang berwana kuning-jingga, seperti daun
singkong, daun kacang, kangkung, bayam, kacang panjang, buncis, wortel, tomat,
jagung kuning, pepaya, mangga, nangka masak, dan jeruk. Gejala-gejala mata pada
defisit vitamin A disebut xeroftalmia.
- Vitamin D
Vitamin
D mencegah dan menyembuhkan riketsia, yaitu penyakit di mana tulang tidak mampu
melakukan klasifikasi. Vitamin D dapat dibentuk tubuh dengan bantuan sinar
matahari. Bila tubuh mendapat cukup sinar matahari konsumsi vitamin D melalui
makanan tidak dibutuhkan. Karena dapat disintesis di dalam tubuh, vitamin D
dapat dikatakan bukan vitamin, tapi suatu prohormon. Bila tubuh tidak mendapat
cukup sinar matahari, vitamin D perlu dipenuhi melalui makanan.
Bahan
makanan yang kaya akan vitamin D ialah susu. Defisit vitamin D memberikan
penyakit rakhitis (rickets) atau disebut pula penyakit Inggris karena mula-mula
banyak terdapat dan dipelajari di negara Inggris.
- Vitamin E
Berbagai
biji-bijian merupakan sumber kaya vitamin E. Khususnya biji yang sudah
berkecambah dikenal mengandung vitamin E dalam konsentrasi tinggi. Kekurangan
vitamin E pada manusia menyebabkan hemolisis eritrosit, yang dapat diperbaiki
dengan pemberian tambahan vitamin E. Vitamin E merupakan vitamin yang bagus
untuk kulit dan untuk kesuburan. Sumber utama vitamin E bisa kita dapatkan pada
kacang-kacangan atau kecambah. Defisit vitamin E bisa mengakibatkan kemandulan.
- Vitamin K
Sumber
utama vitamin K adalah hati, sayuran daun berwarna hijau, kacang buncis, kacang
polong, kol dan brokoli. Semakin hijau daun-daunan semakin tinggi kandungan
vitamin K-nya. Bahan makanan lain yang mengandung vitamin K dalam jumlah lebih
kecil adalah susu, daging, telur, serealia, buah-buahan, dan sayuran lain.
Kekurangan vitamin K menyebabkan darah tidak dapat menggumpal, sehingga bila
ada luka atau pada operasi terjadi pendarahan.
b. Vitamin Larut Air
- Vitamin C
Pada
umumnya hanya terdapat di dalam pangan nabati, yaitu sayur dan buah terutama
yang asam, seperti jeruk, nenas, rambutan, pepaya, gandaria, dan tomat, vitamin
C juga banyak terdapat di dalam sayuran daun-daunan dan jenis kol. Defisit
vitamin C memberi gejala-gejala penyakit skorbut. Kerusakan terutama terjadi
pada jaringan rongga mulut, pembuluh darah kapiler dan jaringan tulang. Vitamin
C bisa di dapatkan dari buah-buahan seperti jeruk, nanas, dan buah dengan rasa
asam lainnya. Defisit vitamin C menyebabkan penyakit skorbut atau sering kita
bilang sariawan.
- Vitamin
B
Sumber
utama vitamin B adalah beras dan serealia. Defisit vitamin B menyebabkan
penyakit beri-beri. Vitamin B bisa kita dapatkan dari beras atau sereal. Pada
beras, vitamin B ada pada selaputnya. Itulah alasannya kenapa kalau kita
mencuci beras jangan terlalu bersih, karena kandungan vitamin B yang ada pada
beras akan hilang. Defisit vitamin B mengakibatkan terjadinya beri-beri.
2. Air dan Cairan Tubuh
Tubuh
dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa makanan, tapi hanya beberapa hari
tanpa air. Air atau cairan tubuh merupakan bagian utama tubuh, yaitu 55-60%
dari berat badan orang dewasa atau 70% dari bagian tubuh tanpa-lemak (lean body
mass). Angka ini lebih besar untuk anak-anak. Pada proses menua manusia
kehilangan air. Kandungan air bayi pada waktu lahir adalah 75% berat badan,
sedangkan pada usia tua menjadi 50%. Kehilangan ini sebagian besar berupa
kehilangan cairan ekstraselular.
Kandungan
air tubuh relatif berbeda antarmanusia, bergantung pada proporsi jaringan otot
dan jaringan lemak. Tubuh yang mengandung relatif lebih banyak otot mengandung
lebih banyak air, sehingga kandungan air atlet lebih banyak daripada nonatlet,
kandungan air pada laki-laki lebih banyak daripada perempuan, dan kandungan air
pada anak muda lebih banyak daripada orang tua. Sel-sel yang aktif secara
metabolik, seperti sel-sel otot dan visera (alat-alat yang terdapat dalam
rongga badan, seperti paru-paru, jantung, dan jeroan) mempunyai konsentrasi air
paling tinggi, sedangkan sel-sel jaringan tulang dan gigi paling rendah.
Air
mempunyai berbagai fungsi dalam proses vital tubuh, yaitu:
- Pelarut
zat-zat gizi yang diperlukan tubuh dan mengangkut sisa metabolisme
- Katalisator
dalam berbagai reaksi biologi dalam sel
- Pelumas dalam
cairan sendi-sendi tubuh
- Fasilitator
pertumbuhan atau sebagai zat pembangun
- Pengatur suhu
karena kemampuan air menyalurkan panas
- Peredam
benturan dalam mata, jaringan saraf tulang belakang, dan dalam kantung ketuban
melindungi organ-organ tubuh dari benturan.
3. Mineral
Mineral
merupakan bagian dari tubuh dan memegang peran penting dalam pemeliharaan fungsi
tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara
keseluruhan. Kalsium, fosfor, dan magnesium adalah bagian dari tulang, besi
dari hemoglobin dalam seldarah merah, dan iodium dari hormon tiroksin. Di
samping itu mineral berperang dalam berbagai tahap metabolisme, terutama
sebagai kofaktor dalam aktivitas enzim-enzim. Keseimbangan ion-ion mineral di
dalam cairan tubuh diperlukan untuk pengatur pekerjaan enzim-enzim,
pemeliharaan keseimbangan asam-basa, membantu transfer ikatan-ikatan penting
melalui membran sel dan pemeliharaan kepekaan otot dan saraf terhadap
rangsangan.
Mineral
digolongkan ke dalam mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah
mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg sehari antara lain
natrium, klorida, kalium, kalsium, fosfor, magnesium dan sulfur. Fungsi dari
mineral makro berperan dalam keseimbangan cairan tubuh, untuk transmisi saraf
dan kontraksi otot, memberi bentuk (struktur) kepada tulang, dan memegang
peranan khusus di dalam tubuh.
Sedangkan mineral mikro dibutuhkan kurang dari 100
mg sehari antara lain besi, seng, iodium, selenium, flour, molibdenum, dan
kobal. Jumlah mineral mikro dalam tubuh kurang dari 15 mg. Hingga saat ini di
kenal sebanyak 24 mineral yang dianggap esensial. Jumlah ini setiap waktu bisa
berubah.
BAB IV
PENUTUP
4.1
KESIMPULAN
Zat
gizi merupakan ikatan kimia yang diperlukan oleh tubuh untuk melakukan
fungsinya, yaitu menghasilkan energi, pertumbuhan dan memelihara jaringan, dan
mengatur proses metabolisme tubuh.
Zat
gizi di bagi dua macam, yaitu zat gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi mikro terdiri dari vitamin , air, dan
mineral. Vitamin
terdiri dari vitamin yang larut lemak yaitu vitamin A, D, E, dan K dan vitamin
yang larut air yaitu Vitamin B dan vitamin C. Air mempunya fungsi dalam tubuh yaitu sebagai
pelarut dan alat angkut, katalisator, fasilitator pertumbuhan, pengatur suhu,
dan peredam benturan. Mineral
terbagi atas dua macam, yaitu mineral makro dan mineral mikro.
4.2 Saran
Dengan tersusunnya makalah ini, saya berharap dibaca oleh
Raka dan Rakatika, agar makalah yang saya susun ini bermanfaat untuk semua.
terimakasih
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier,
Sunita (2001), Prinsip dasar ilmu gizi, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Sediaoetama, Prof. Dr. Achmad Djaeni, M. Sc.,
(2010), Ilmu gizi untuk mahasiswa dan profesi, Jilid 1, Jakarta : Dian
Rakyat
Diakses tanggal 26 Agustus 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar